Ada beberapa versi tentang asal usul Negeri Hulaliu, diantaranya:
Versi orang Hatuhaha Muslim
Menyebutkan bahwa Hulaliu berasal dari Kapata :
“TUA LAISINA EI OI NALA HURANE RILU AI EA, TA USA EIRAI”..
yang artinya:
TUA LAISINA pergi sehingga lewat waktu sebulan, belum juga kembali.
Hal ini karena PIKAIHEHE telah turun gunung (Turun dari Kerajaan Alaka) untuk berunding dengan bangsa Portugis. Telah lewat sebulan tetapi ia tak kunjung kembali. Karena ia telah memeluk agama Kristen Katolik dan tinggal di Hulaliu.
Versi Sahulau (Kerajaan Sahulau)
Pada tahun 1600an atau sekitar abad ke 17, Ratu Sahulau beserta Kapitannya menandatangani perjanjian Angkat Pela dengan bangsa Belanda yang bertempat di Hulaliu. Setelah penanda-tanganan tersebut selesai, masyarakat setempat bersorak-sorai. Oleh sebab itu disebut “HURA RIU” yang artinya “BERSORAK”
Menurut Versi saya:
Pada akhir abad ke 15 terjadi migrasi besar-besaran dari Pulau Seram ke Pulau – pulau Lease....
Saat itu di Pulau Haruku, Kapitan ANHATUA dengan rombongan menempati Kamuala (Aboru - Hulaliu).
Sedangkan Kapitan PENTURY IRA’I beserta rombongannya menempati Alaka.
Untuk Hulaliu, maka Kapitan PENTURY IRA’I dan Kapitan ANHATUA bersepakat turun ke pantai untuk mencari mata air dengan perjanjian kedua Kapitan harus bertemu ketika bulan purnama. Karena bagian timur Pulau Haruku memiliki hutan yang berbatu karang dan cadas, sehingga sulit untuk mendapatkan air. Hal ini memperlambat pertemuan dari kedua Kapitan tersebut. Sehingga mereka bertemu sudah bulan gelap atau sudah lewat dari perjanjian.
Pertemuan tersebut terjadi di Urmau yang ditandai dengan digulingkannya dua buah batu besar untuk memperingati pertemuan mereka. Tempat pertemuan tersebut diberi nama: “HATURUA” yang artinya “BATU DUA”.
Kemudian mereka berjanji bila negeri ini dibangun, ia disebut “HURAN MAU REU”, artinya: bulan sudah lewat / bulan gelap.
Kapitan ANHATUA berkata kepada Kapitan PENTURY IRA’I : “E KALA E HAHO KA’A” (Beta dapat satu mata air disana) Kapitan ANHATUA berkata “KALA E HOHA ALE” (Loko buang akang / kasih biar sudah). Tempat ini kemudian dinamakan WAIHOKAL. Kemudian Kapitan PENTURY IRA’I menanyakan dimana Kapitan ANHATUA mendapatkan air. Lalu Kapitan ANHATUA menjawab: “Beta dapat 3 mata air”.
Asal mula Kapitan ANHATUA menemukan ke 3 mata air ini:
Dalam mencari air disekitar Hulaliu sekarang, sebenarnya Kapitan ANHATUA tidak menemukan mata air. Waktu itu ia amat lelah hingga tertidur pada baner (kaki) pohon Tawang besar. Dalam tidurnya ia dikejutkan oleh bunyi “Pap – pap - pap”.
3 anjingnya sedang minum air dari 1 mata air kecil yang memancar dari bawah batu. Kemudian ia mencari lagi di sekeliling dan mendapatkan 1 mata air yang lebih besar dan 1 mata air lagi di dalam gua.
Saat kedua Kapitan tiba di mata air pertama dan kedua, bertanyalah Kapitan PENTURY IRA’I “Yang satunya ada dimana..??
Kapitan ANHATUA menjawab: “MAE WAA TARIA” (mari, ada disana).
Kemudian tempat itu disebut dengan nama WAIRIA.
Ketika keduanya menuju mata air ketiga, mereka menemukan 1 kolam air yang lebih besar dan jernih maka mereka bermusyawarah dan memutuskan untuk menjadikan mata air itu sebagai Parigi Negeri (sumur negeri).
Sesudah itu kedua Kapitan bertemu dengan SURUBORY dan MATAHERU. Kemudian SURUBORY berkata: “Saya menemukan mata air yang sukar untuk dimasuki”. Mata air inilah mata air HATURUA.
Sedangkan MATAHERU mengatakan: “Saya juga menemukan mata air yang penuh udang”. (MITAL LO). Kini tempat itu dikenal dengan nama WAIMITAL.
Ketika kedua Kapitan berkeliling disekitar Parigi Negeri (Sumur Negeri), terjadilah perbedaan pendapat antara keduanya. Kapitan PENTURY IRA’I menghendaki kedudukan Negeri diatas tempat yang berbatu karang sebelah selatan Negeri Hulaliu supaya dekat dengan Parigi Negeri dan tidak mudah terkena hempasan ombak. Tetapi kata Kapitan ANHATUA: “HATUA AU RESI IRA’I” (banyak batu / berbatu-batu). Dari Kapata itu Teon Negeri menjadi HATURESSY.
Kapitan PENTURY IRA’I juga mengusulkan supaya kedudukan Negeri di “Pupsei”. Sedangkan Kapitan ANHATUA mengusulkan di tempat yang datar, yakni HULALIU (sekitar Baileo Negeri).
Maka pengambilan keputusan dengan melemparkan tombak masing-masing.
Kapitan PENTURY IRA’I ke Tanjung Urmau dan melemparkan tombak. Tombak tersebut jatuh di Nae. Kapitan ANHATUA pergi ke Tanjung Yanain (tempat ikan) dan melemparkan tombak. Tambaknya jatuh di air dangkal, tepatnya di depan Baileo “Asari Lounusa” sekarang.
Kemudian keduanya bertemu, Kapitan PENTURY IRA’I berkata: “Tombak saya jatuh di Nae dan patah..” Kemudian Kapitan ANHATUA menunjuk ke arah laut karena tombaknya telah tertancap di air dangkal. Maka Kapitan ANHATUA turun ke laut untuk mencabut tombaknya. Dalam perjalanannya, kakinya tertusuk Batu Bore. Ia berkata: “IAA KALAKAA AU NYAWA” (mau terbongkar nyawaku..).
Maka Labuan (Pelabuhan) Negeri dinamakan RAKANYAWA.
Dari situlah Teon Negri HULALIU menjadi ‘’HATURESSY RAKANYAWA“.
Demikian sepenggal sejarah tentang asal usul Negeri Hulaliu yang saya ketahui.
Semoga ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan sejarah bagi kita semua.
Posted by: Hobert Noya
Sources : Donny Sahureka, Leo, & other sources.
Penerimaan CPNS BKKBN 2013 | cpns.bkkbn.go.id
11 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar